Post IPNU-IPPNU

PELAJARAN BERHARGAPELAJARAN BERHARGACerita ini dipersembahkan khusus untuk para pelajar yang akan lulus,supaya diperhatikan ya karena ini sangat penting sekali buat kalian,,,,,,Jadi ceritanya begini...................

Baca disini

RUMUS BELAJAR SMART ALA RASULULLAH SAWRUMUS BELAJAR SMART ALA RASULULLAH SAW1.Ciptakan ketenangan (sakinah),maksudnya jangan sampai ada kondisi tertekan atau terintimidasi secara psikologis....

Baca disini

STUDY IS IMPORTANTSTUDY IS IMPORTANTDari artikel di bawah dapat kita simpulkan akan pentingnya belajar itu.Apalagi di zaman sekarang ini para remaja bahkan yang masih anak- anak pun disuruh belajar saja sulit sekali.....

Baca disini

STRATEGI GERAKAN PELAJAR MENGHADAPI ERA GLOBALISASISTRATEGI GERAKAN PELAJAR MENGHADAPI ERA GLOBALISASI Pelajar mempunyai andil cukup strategis dalam proses pembentukan pergerakan nasional. Gerakan pelajar langsung atau tidak langsung telah memberikan kontribusi bagi kelompok sosial pelajar di Indonesia, khususnya pelajar Islam....

Baca disini

Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama - Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul UlamaIkatan Pelajar Nahdlotul Ulama - Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul UlamaMerupakan salah satu organisasi yang mengarah dominan ke dalam agama Islam,beda dengan organisasi seperti pramuka,osis.....

Baca disini

Rss
Rss

Rabu, 04 Juli 2012

AMALAN MALAM NISFU SYA'BAN



Sya’ban adalah salah satu bulan istimewa, bulan yang dihormati dalam agama Islam, selain Muharram, Dzulhijjah dan Rajab. Lebih utama lagi pada malam ke lima belas, yang dikenal dengan nama malam Nisfu Sya’ban.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih dari Mu‘az bin Jabal Radhiallahu ‘anhu, bahwa pada malam ini “Allah menjenguk datang kepada semua makhlukNya di Malam Nishfu Sya‘ban, maka diampuni segala dosa makhlukNya kecuali orang yang menyekutukan Allah dan orang yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah, at-Thabrani dan Ibnu Hibban).Begitu juga hadits riwayat Aisyah r.a.
عن عائشة بنت أبي بكر قالت: «قام رسول الله من الليل يصلي، فأطال السجود حتى ظننت أنه قد قبض، فلما رأيت ذلك قمت حتى حركت إبهامه فتحرك فرجعت، فلما رفع إلي رأسه من السجود وفرغ من صلاته، قال: يا عائشة أظننت أن النبي قد خاس بك؟، قلت: لا والله يا رسول الله، ولكنني ظننت أنك قبضت لطول سجودك، فقال: أتدرين أي ليلة هذه؟ قلت: الله ورسوله أعلم، قال: هذه ليلة النصف من شعبان، إن الله عز وجل يطلع على عباده في ليلة النصف من شعبان، فيغفر للمستغفرين، ويرحم المسترحمين، ويؤخر أهل الحقد كما هم»
Dari Aisyah radhiyallahu anha berkata bahwa Rasulullah SAW bangun pada malam dan melakukan shalat serta memperlama sujud, sehingga aku menyangka beliau telah diambil. karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Ketika beliau mengangkat kepalanya dari sujud dan selesai dari shalatnya, beliau berkata, “Wahai Asiyah, (atau Wahai Humaira’), apakah kamu menyangka bahwa Rasulullah tidak memberikan hakmu kepadamu?”Aku menjawab, “Tidak ya Rasulallah, namun Aku menyangka bahwa Anda telah dipanggil Allah karena sujud Anda lama sekali.” Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu malam apa ini?” Aku menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui.”Beliau bersabda, “Ini adalah malam nisfu sya’ban (pertengahan bulan sya’ban). Dan Allah muncul kepada hamba-hamba-Nya di malam nisfu sya’ban dan mengampuni orang yang minta ampun, mengasihi orang yang minta dikasihi, namun menunda orang yang hasud sebagaimana perilaku mereka.” (HR Al-Baihaqi)
Begitulah kemurahan Allah swt yang diberikan kepada hambanya di malam Nisfu Sya’ban. Sehingga dalam kesempatan lain Aisyah meriwayatkan hadits lagi dengan banyaknya pengampunan itu semisal bulu kambing Bani Kalb
عن عائشة بنت أبي بكر قالت: «قال رسول الله : "إن الله ينزل ليلة النصف من شعبان إلى السماء الدنيا، فيغفر لأكثر من عدد شعر غنم كلب"
Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla turun ke langit dunia pada malam nisfu sya’ban dan mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu pada kambing Bani Kalb (salah satu kabilah yang punya banyak kambing). (HR At-Tabarani dan Ahmad)
Demikianlah hendaknya kesempatan ini tidak disia-siakan. Seorang muslim yang bijak tentunya akan memanfaatkan malam Nisfu Sya’ban sebaik-baiknya, dengan sebaik-baiknya memohon pengampunan dan melaksanakan amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Demikian hadits riwayat Ali bin Abi Thalib menegaskan
عن علي بن أبي طالب قال: «قال رسول الله : "إذا كان ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها وصوموا نهارها فإن الله ينزل فيها إلى سماء الدنيا فيقول ألا من مستغفر فأغفر له ، ألا من مسترزق فأرزقه ألا من مبتلى فأعافيه ألا كذا ألا كذا حتى يطلع الفجر
Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).
Amalan Malam Nisfu Sya’ban
Berbagai amalan malam Nisfu Sya’ban dapat dimulai setelah sholat maghrib. Berpegang pada hadits Rasulullah saw, sebaiknya ibadah malam Nisfu Sya’ban ini dilakukan secara individual (tidak berjama’ah). Namun juga tidak ada pelarangan jika dilakukan secara berjama’ah. Dengan didahului shalat sunnah dua rakaat yang niatnya adalah
أصلى سنة نصف شعبان ركعتين لله تعالى
Artinya: Aku niat shalat sunat nisfu sya’ban 2 rakaat sebagai karena Allah Ta’ala.
Bilangan shalat sunnah Nisfu Sya’ban adalah 2 rakaat dengan 1 kali salam. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Kafirun. Sedangkan pada rakaat setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas.
Dalam Ihya’ Ulumiddin, Imam Ghazali memberikan petunjuk agar dalam setiap rekaatnya setelah membaca fatihah hendaknya membaca surat al-Ikhlas sebelas kali. Atau dapat juga shalat sepuluh rakaat disetiap rakaatnya membaca Fatihah dan membaca al-Ikhlas seratus kali. Shalat ini disebut juga shalat al-khair, hal ini berdasar pada apa yang dilakukan oleh para ulama terdahulu.
Setelah shalat sunnah dua rekaat biasanya dilanjutkan dengan membaca surat yasin tiga kali yang dan ditutup dengan do’a malam Nisyfu Sya’ban di bawah ini
اَللَّهُمَّ يَا ذَا الْمَنِّ وَ لا يَمُنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا اْلجَلاَلِ وَ اْلاِكْرَامِ ياَ ذَا الطَّوْلِ وَ اْلاِنْعَامِ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ ظَهْرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَ الْمُسْتَجِيْرِيْنَ وَ اَمَانَ اْلخَائِفِيْنَ . اَللَّهُمَّ اِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِى عِنْدَكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقِيًّا اَوْ مَحْرُوْمًا اَوْ مَطْرُوْدًا اَوْ مُقْتَرًّا عَلَىَّ فِى الرِّزْقِ فَامْحُ اللَّهُمَّ بِفَضْلِكَ فِيْ اُمِّ اْلكِتَابِ شَقَاوَتِي وَ حِرْمَانِي وَ طَرْدِي وَ اِقْتَارَ رِزْقِي وَ اَثْبِتْنِىْ عِنْدَكَ فِي اُمِّ اْلكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِنَّكَ قُلْتَ وَ قَوْلُكَ اْلحَقُّ فِى كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَ يُثْبِتُ وَ عِنْدَهُ اُمُّ اْلكِتَابِ. اِلهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلاَعْظَمِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِ شَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍ وَ يُبْرَمُ اِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ اْلبَلاَءِ مَا اَعْلَمُ وَ مَا لا اَعْلَمُ وَاَنْتَ عَلاَّمُ اْلغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ سَلَّمَ . اَمِيْنَ
Artinya:
Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau: Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisiMu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrahMu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisimu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sunguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendakiNya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Sya’ban nan mulia, saat dipisahkan (dijelaskan, dirinci) segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi RahmatMu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau. Amin.


Sumber : nu.or.id


Read more...

Rabu, 13 Juni 2012

Agenda Terdekat

PAC IPNU-IPPNU akan mengadakan serangkaian kegiatan menyambut bulan Ramadhan 1433 H
a.      Temu Alumni
Tanggal     : 7 Juli 2012
Tempat      : Gedung MWCNU Kecamatan Ngasem
 
b.      Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)
Tanggal     : 7-8 Juli 2012
Tempat      : Gedung MWCNU Kecamatan Ngasem

c.      Safari Ramadhon Ke Sekolah Fomal dan TPQ
Tanggal     : Menyesuaikan jadwal pondok romadhon
Tempat      : UPTD SMPN 1 Ngasem dan TPQ di Kecamatan Ngasem

d.      Buka Puasa dan Santuanan Anak Yatim dalam Rangka Nuzulul Quran
Tanggal     : 22 Ramadhan 1433 H
Tempat      : Gedung MWCNU Kecamatan Ngasem

e.       Seminar Keagamaan Ke Sekolah Fomal
Tanggal     : Menyesuaikan jadwal pondok romadhon
Tempat      : UPTD SMPN 1 Ngasem

f.      Safari Syawal ke Pengurus MWCNU dan Pembina
Tanggal     : 4 Syawal 1433 H
Tempat      : Rumah Pengurus MWCNU dan Pembina

g.      Safari Syawal ke Pondok pesantren Kediri - Jombang
Tanggal     : 8 Syawal 1433 H
                  Tempat     : Pondok pesantren Kediri – Jombang


Read more...

Jumat, 04 Mei 2012

Pernikahan Adam AS dengan Siti Hawa

Malam Jumat merupakan malam yang ditunggu-tunggu oleh saya, mengapa? Karena pada malam itu saya bersama-sama dengan yang lain ada kegiatan pengajian di tempat ustadz kami, maklum saya baru ikut pengajian dan lagi semangat-semangatnya untuk menambah khasanah ilmu saya.
Setelah mengucapkan salam dan tausiyah pembuka, lalu ustadz bertanya kepada kami : Ananda sekalian, apakah ananda tahu kisah apa saja yang terjadi pada hari Jumat?
Kami terdiam dan menoleh satu sama lain, kemudian saya menjawab : Belum banyak yang kami ketahui, ustadz.
Ustadz berkata lagi : Maukah saya ceritakan suatu kisah yang terjadi pada hari Jumat yang mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua?
Hampir serentak kami menjawab : Mau ustadz.
Kemudian beliau mulai cerita :
Pernikahan Nabi Adam as dengan Siti Hawa terjadi pada hari Jumat, berdasarkan dalil yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra daripada Rasulullah SAW, Beliau bersabda :
Allah SWT menciptakan Adam as pada hari Jumat, menempatkannya di dalam surga juga pada hari jumat dan mengeluarkannya dari surga juga hari jumat serta memberi tobat kepadanya pada hari jumat pula. Maka tidaklah seseorang hamba muslim berdoa kepada Allah pada hari itu, melainkan Allah akan mengabulkannya.
Bahwasanya tatkala Adam as telah diciptakan oleh Allah, beliau memandang ke ke langit dan ke bumi, maka beliau tidak melihat seorangpun dari jenisnya untuk ia jadikan teman dalam kesunyian.
Pada waktu itu beliau sedang duduk, tiba-tiba datang rasa kantuk yang sangat kuat sehingga beliau tertidur. Kemudian Allah memerintahkan kepada malaikat Jibril agar mengeluarkan tulang rusuk kirinya, sedangkan Adam as tidak merasakan sakit sedikitpun. Kemudian dari tulang rusuk tersebut Allah menciptakan seorang wanita yang diberi nama Siti Hawa.
Semua keelokan dan keindahan hingga hari kiamat diletakkan Allah pada diri Hawa. Selain itu semua kesucian dan budi pekerti baik juga ada pada diri Hawa, sehingga Siti Hawa menjadi seorang wanita yang paling cantik di seluruh langit dan bumi dan Adam as menjadi pria yang paling mencinta di seluruh langit dan bumi.
Kemudian Allah memakaikan kepada Siti Hawa 70 macam perhiasan surga dan diberi sebuah mahkota lalu didudukkan di atas singgasana emas. Setelah itu barulah Allah membangunkan Adam as dari tidurnya seraya memperlihatkan Siti Hawa kepadanya.
Adam as menyapa : Siapakah engkau dan kepunyaan siapakah dirimu?
Hawa menjawab : Aku diciptakan Allah untuk dirimu.
Kata Adam as : Marilah ke sini.
Jawab Siti Hawa : Engkaulah yang kemari.
Adam lalu berdiri menemui Siti Hawa dan mengulurkan tangannya untuk memegang Siti Hawa, tiba-tiba terdengar suara : Wahai Adam, tahan! sebab pergaulanmu dengan Hawa tidak dihalalkan kecuali dengan mahar dan nikah.
Kemudian Allah memerintahkan seluruh penghuni surga supaya menghias dan mengatur surga dengan seindah-indahnya. Kemudian Allah memerintahkan kepada seluruh malaikat untuk berkumpul di bawah pohon Thuubaa.
Lalu Allah membacakan khutbah sendiri , kata-Nya : Al Hamdu adalah pujian-Ku, keagungan adalah sarung-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku, seluruh makhluk adalah hamba-hamba-Ku, Aku menjadikan malaikat-malaikat dan penghuni langit-Ku sebagai saksi, Aku nikahkan Hawa dengan Adam dengan mas kawin dan tasbih serta tahlil atas-Ku.
Kemudian pelayan-pelayan surga dan para malaikat menaburkan mutiara dan mira delima lalu Siti Hawa mereka serahkan kepada Adam as. Siti Hawa pun meminta mas kawinnya kepada Adam.
Kata Adam as : Ilahi, apakah yang harus kuberikan kepadanya, emas, perak atau permata?
Jawab Allah : Bukan
Adam bertanya lagi : Apakah aku harus puasa, shalat atau mengucapkan tasbih untuk-Mu?
Jawab Allah : Bukan
Tanya Adam lagi : Ilahi, apakah yang harus kulakukan?
Jawab Allah : Mas kawin Siti Hawa adalah supaya engkau membaca shalawat 10 kali untuk Nabi dan shofi-Ku Muhammad penghulu seluruh rasul.
Di akhir ceritanya ustadz membacakan sebuah ayat yang artinya : "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS. Al Ahzab :56)


Read more...

Senin, 05 Maret 2012

Keistimewaan Puasa Senin Kamis

Sebagai amalan sunnah, tentu saja puasa senin kamis ini memiliki posisi yang penting di mata Allah SWT. Allah akan memberikan pahala puasa secara langsung kepada yang mengerjakannya.Amal kebaikan yang dilakukan oleh orang yang berpuasa akan dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat. Hal ini sudah dijanjikan oleh Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi-Nya: "Puasa itu mulik-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Dan kebaikan itu akan dilipatgandakan sebanyak 10 kali lipat." (HR. Bukhari dan Abu Daud).

Kata puasa dalam hadits di atas emngandung makna secara umum, maksudnya adalah puasa sunnah maupun wajib, ya termasuk puasa senin kamis ini. Inilah puasa yang disyariatkan oleh Rasululah SAW untuk menjaga keimanan dan ketakwaan seseorang. Diantara keistimewaan puasa senin kamis akan kita dapatkan di kehidupan akhirat pula.

Keistimewaan Puasa Senin Kamis:
1. Dijamin masuk Surga.
Allah SWT menyediakan surga untuk hamba-Nya yang beriman, bertakwa dan beramal saleh. Di sanalah mereka akan abadi dengan kenikmatan yang Allah SWT sediakan.

Karena itu, tidak ada tempat yang paling baik dan paling indah sebagai tempat kembali di akhirat kecuali surga. Surga yang penuh kenikmatan diciptakan oleh Allah SWT sebagai ganjaran atas jerih payah hambaNya yang bertakwa.

2. Terhindar dari Siksa Api Neraka.
Begitu istimewanya ibadah puasa di hadapan Allah SWT sehingga orang tersebut akan diberikan ganjaran surga di akhirat. Namun, Allah SWT belum cukup dengan memberikan surga kepada orang-orang yang berpuasa. Allah SWT juga akan menjauhkan api neraka dari orang yang berpuasa sejauh-jauhnya.

3. Menjadi Penolong pada Hari Kiamat.
4. Menanamkan Kedekatan Diri pada Allah SWT


Read more...

Selasa, 14 Februari 2012

ADAB MENGHORMATI GURU

Ilmu amat tinggi kedudukannya di dalam Islam. Demikian pula mereka yang mengajarkan dan menyebarkan ilmu
Setiap akhir masa pengajian, atau satu peringkat tarbiyah, lahir dari rahim pendidikan, orang-orang berilmu ke dunia; samada peringkat rendah atau peringkat tinggi, termasuklah para sarjana dan golongan professional. Namun berapa banyakkah dari mereka dikira murid yang menghormati guru-guru mereka?.
Di zaman kini, Tak sedikit orang pandai, namun banyak yang lupa, seolah-olah kepandaian dan kekayaan ilmunya menjadi dengan sendirinya tanpa sentuhan dan doa para guru-guru mereka yang mengajarkan secara ikhlas.
Islam sangat menganjurkan agar umatnya menghormati para ulama dan guru-guru mereka.
Dalam kitab Ta'lim Muta'allim dijelaskan bagaimana cara menghormati guru, di antaranya; tidak boleh berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali atas izinnya. Murid mestilah mendapatkan ridha dari gurunya.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda: “Pelajarilah ilmu, pelajarilah ilmu dengan ketenangan dan sikap hormat serta tawadhu’lah kepada orang yang mengajarimu.”
Ilmu tidak akan dapat diperoleh secara sempurna kecuali dengan diiringi sifat tawadhu’ murid terhadap gurunya, karena keridhaan guru terhadap murid akan membantu proses penyerapan ilmu, tawadhu’ murid terhadap guru merupakan cermin ketinggian sifat mulia si murid.
Sikap tunduk murid kepada guru justru merupakan kemuliaan dan kehormatan baginya. Perilaku para sahabat, yang memperoleh tarbiyah langsung dari Rasulullah SAW patut dijadikan contoh.
Ibnu Abbas, sahabat mulia yang amat dekat dengan Rasulullah mempersilahkan Zain Bin Tsabit, untuk naik di atas kendaraannya, sedangkan ia sendiri yang menuntunnya.
“Beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan ulama kami”, ucap Ibnu Abbas. Zaid Bin Tsabit sendiri mencium tangan Ibnu Abbas. “Beginilah kami diperintahkan untuk memperlakukan ahli bait Rasulullah,” balas Zaid.
Orang-orang terdahulu sangat hormat terhadap ulama mereka. Terhadap Said bin Musayyab, faqih tabi’in, orang-orang tidak akan bertanya sesuatu kepadanya kecuali meminta izin terlebih dahulu, seperti layaknya seseorang yang sedang berhadapan dengan khalifah.
Sifat ini juga diikuti oleh para ulama. Imam Abu Hanifah sebagai contoh sangat menghormati gurunya. Beliau pernah berkata: “Aku tidak pernah shalat setelah guruku, Hammad, wafat, kecuali aku memintakan ampun untuknya dan untuk orang tuaku”.
Perbuatan ini diikuti juga oleh Abu Yusuf. Murid Abu Hanifah, ia selalu mendoakan Abu Hanifah sebelum mendoakan kedua orang tuanya sendiri.
Pengormatan Imam As Syaf’i kepada guru beliau Imam Malik, juga merupakan pelajaran. Imam Syafi’I pernah berkata: “Di hadapan Malik aku membuka lembaran-lembaran dengan sangat hati-hati, agar jatuhnya lembaran kertas itu tidak terdengar”. Rabi’, murid Imam As Syafi’i juga tidak ingin gurunya itu melihatnya ketika sedang minum,
Abdullah, putra dari Imam Ahmad bertanya kepada ayahnya. “Syafi’i itu seperti apa orangnya, hingga aku melihat ayah banyak mendoakannya?”. “Wahai anakku, Syafi’i seperti matahai bagi dunia..”, jawab Ahmad bin Hanbal. Sebagaimana disebutkan beberapa riwayat, bahwa selama tiga puluh tahun Imam Ahmad mendoakan dan memintakan ampunan untuk guru beliau Imam As Syafi’i.
Dengan guru beliau yang lain pun demikian. Imam Ahmad pernah berguru juga kepada Husyaim bin Bashir Al Wasithi selama lima tahun. ”Aku tidak pernah bertanya kepadanya, kecuali dua masalah saja karena rasa hormat.”
Sikap hormat dan tawadhu’mereka kapada para guru amat tinggi, bahkan dalam berdoa sendiri mereka mendahulukan para guru, baru kemudian orang tua. Kenapa dimikian?
Imam Al Ghazali menjelaskannya dalam Al Ikhya’ (1/55). ”Hak para guru lebih besar daripada hak orang tua. Orang tua merupakan sebab kehadiran manusia di dunia fana, sedangkan guru bermanfaat bagi manusia untuk mengarungi kehidupan kekal. Kalaulah bukan karena jeri payah guru, maka usaha orang tua akan sia-sia dan tidak bermanfaat. Karena para guru yang memberikan manusia bekal menuju kehidupan akhirat yang kekal”.
Ketika ini, adab yang dicontohkan oleh para ulama tadi hampir pupus karena terkikis oleh kebodohan, sehingga tidaklah heran jika ada pencari Ilmu yang mencela gurunya sendiri, dikarenakan berbeda pendapat dalam masalah furu’. Sejauh apapun perbedaan kita, guru tetaplah guru. Nah, mudah-mudahan kita tidak termasuk dari golongan yang seperti ini.

Sumber, http://www.hidayatullah.com


Read more...
Diberdayakan oleh Blogger.
©2011 PAC IPNU IPPNU KECAMATAN NGASEM | by IPNU-IPPNU